Awal Kuliner di Pasar Santa
- JS
- Jun 4, 2015
- 1 min read

Seharian ini ngulik-ngulik lagi Pasar Santa Jakarta Selatan. Melanjutkan liputan tentang pusat kuliner Santa yang pekan lalu kita liput: DOG yang antre panjang. Nah, dari penelusuran, Santa yang tadinya pasar tradisional yang sepi kini ramai sejak ratusan UKM makanan dan minuman beroperasi di tempat ini. Revolusioner memang: pasar tradisional berubah fungsi jadi tempat makan yang gaul dan diserbu kelas menengah ke atas.
Ada terobosan dari pengelola dan pemprov untuk menampung UKM ini. Harga kiosnya setahun lalu masih sangat murah, dari harga Rp 5 juta per tahun. Jelas menarik bagi mereka yang bikin startup usaha/bisnis baru. Dengan harga sewa kios murah, mereka bisa mengesampingkan peluang merugi karena resiko bisnisnya jadi kecil.

Training manual brewing atau teknik menyeduh kopi tanpa mesin

Takaran, waktu dan medium seduhan menentukan rasa kopi
Adalah Ve Handoyo dan Hendri, pengelola ABCD, tempat training barista dan coffe maker yang mengawali bisnis kuliner Pasar Santa yang belakangan ini ngehits banget. Jauh sebelum Pasar Santa memiliki pusat kuliner seperti sekarang ini, ABCD sudah berdiri terlebih dahulu. Namun, ABCD bukanlah warung atau kedai kopi. Ini tempat kursus segala hal tentang kopi. Mereka diajari tentang teori, cara menyeduh kopi secara manual (manual brewing), coffee tasting, bikin ekspresso, latte art atau seni menbuat gambar cantik di atas kopi dengan susu/krim dsb.

Food Story memotret geliat muda di kuliner Pasar Santa. ABCD perintisnya.

Mesin pembuat ekspresso
Nah, sejak itu perlahan karena murahnya sewa kios, mula berdatangan UKM-UKM kuliner di Santa. Seharian ini kami Food Story meliput kegiatan training bikin kopi di ABCD tersebut. Jadilah nanti, kami merekam geliat muda di balik kuliner Pasar Santa.